ELEKTRODINAMIKA
A. ARUS
LISTRIK
- Pengertian Arus Listrik
Arus listrik adalah
muatan listrik dari sumber listrik yang mengalir melalui penghantar.Arus
listrik mengalir dari tempat yang bermuatan banyak (kutub positif) ketempat
yang bermuatan sedikit (kutub negatif).
Arus listrik dapat
mengalir dari melalui suatu penghantar yang berasal dari bahan-nahan tertentu
saja, misalnya: perak, tembaga, besi, baja, dan timah. Konduktor (penghantar)
adalah benda yang dapat atau mudah untuk menghantarkan arus listrik. Isolator adalah benda yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik, misal: plastik, kaca, karet, kayu
kering.
Untuk menyatakan besar
kecilnya arus listrik menggunakan satuan ampere,
sedangkan alat untuk mengukur besarnya arus listrik adalah amperemeter.Arus listrik
mempunyai tenaga yang disebut dengan tegangan listrik, besar kecilnya tegangan
listrik dinyatakan dalam bentuk satuan volt,
sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya tegangan listrik
adalah voltmeter.
- Kuat Arus Listrik
kuat arus listrik adalah besarnya arus listrik yang
mengalir tiap satuan waktu. Kuat arus
listrik dilambangkan dengan huruf I, dengan satuan ampere (A). Kuat arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan
(q) yang mengalir dalarn kawat penghantar (konduktor pada selang waktu tertentu
(t). Berdasarkan definisi di atas, kuat arus listrik dirumuskan:
I = q/t
q =
muatan yang mengalir (C)
I =
kuat arus listrik (A)
t =
waktu (s)
Satuan kuat arus listrik adalah ampere.Kuat arus listrik
dikatakan 1 ampere jika muatan sebesar 1 coloumb mengalir dalam kawat konduktor
setiap sekon. Berdasarkan Hukum Ohm, 1 ampere adalah besar kuat arus listrik
yang mengalir pada kawat konduktor dengan hambatan 1 ohm dan beda potensial 1
volt. Sementara itu, berdasarkan terjadinya gaya Lorentz, 1 ampere adalah kuat
arus listrik pada dua kawat sejajar yang berjarak 1 m dan menyebabkan gaya
Lorentz sebesar 2 × 10-7 N, dan kedua arus searah.
Muatan yang mengalir pada penghantar zat elektrolit
adalah ion, baik bermuatan negatif maupun positif.Sedangkan muatan yang
mengalir pada penghantar logam adalah elektron. Jumlah elektron yang mengalir
adalah:
n = q / qe
keterangan:
q =
muatan yang mengalir
qe =
muatan elementer atau muatan elektron = 1,6×10 -19 C
n =
jumlah elektron yang mengalir
Jika memperhatikan dengan teliti bagian dalam kabel
listrik akan menemukan bagian dalam kabel listrik yang berupa serabut (terdiri
atas beberapa kawat kecil), kawat, atau bahkan lilitan kawat besar (digunakan
pada tiang-tiang listrik), Pada prinsipnya, kuat arus hanya dipengaruhi oleh
sumber arus. Jadi, bentuk penampang tidak memengaruhi kuat arus yang
melewatinya. Hanya saja, bentuk penampang kabel akan mempengaruhi rapat arus
yang mengalir. Rapat arus didefinisikan sebagai kuat arus yang mengair pada
suatu penghantar tiap satu satuan luas. Rapat arus dapat dituliskan dengan persamaan:
J = I /A
Keterangan
J =
rapat arus (A/m2)
I =
kuat arus (A)
A =
luas penampang melintang (m2)
B. HUKUM
OHM DAN HAMBATAN LISTRIK
- Hukum Ohm
Hambatan atau disebut
juga tahanan atau resistansi adalah sesuatu yang sering dibicarakan dalam
bidang fisika elektronika.Apa sebenarnya fungsi dari hambatan tersebut? Dari
data pengamatan kalian menunjukkan ada hubungan yang menarik antara kuat arus
dan hambatan. Jika nilai hambatan diperbesar maka kuat arus akan menurun untuk
beda potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,
Persaman di atas
menunjukkan bahwa hambatan berbanding terbalik dengan kuat arus. Dari Tabel 9.1
ditunjukkan bahwa jika nilai hambatan konstan maka hubungan antara kuat arus
dan beda potesial adalah berbanding lurus, dengan kata lain semakin besar beda
potensial makin besar kuat arusnya, lihat Gambar 9.1. Secara matematika dapat
ditulis,
Penggabungan ke dua
persamaan dapat ditulis,
Persamaan di atas
disebut hukum Ohm, dengan R adalah hambatan yang dinyatakan dalam satuan ohm
ditulis dalam simbol (omega). Berdasarkan hukum Ohm, 1 ohm
didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang
dilewati
kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.
kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.
Definisi satu ampere
adalah satu coulomb muatan yang bergerak melalui sebuah titik dalam satu sekon.
Arus listrik dapat terjadi apabila di dalam sebuah rangkaian terdapat beda
potensial. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial listrik secara
grafik dapat dilihat pada Gambar 9.1. Hubungan linier antara kuat arus dan beda
potensial menunjukkan makin besar beda potensial makin besar kuat arusnya.
Hubungan kesebandingan antara beda potensial dan kuat arus perlu adanya faktor
pembanding yang disebut hambatan.
Contoh soal
Contoh soal
2. Perhatikan tabel di
bawah ini!
Aliran listrik di dalam sebuah penghantar
ternyata tidak sama besarnya, hal ini ditunjukkan oleh nyala lampu pijar maupun
angka yang ditunjukkan oleh amperemeter. Ketidaksamaan ini disebabkan oleh
penghantar yang selalu memiliki hambatan.Hambatan dari suatu penghantar
mempengaruhi besar kecilnya arus listrik yang melewatinya. Berdasarkan Kegiatan
9.3, besar hambatan suatu bahan atau penghantar nilainya berbeda-beda
tergantung pada hambatan jenis, , panjang, ,dan luas penampang, A.
Sebuah alat yang dapat digunakan secara langsung untuk mengukur besar kecilnya
nilai hambatan sebuah penghantar disebut ohmmeter. Sedang multimeter
adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus, beda potensial, dan hambatan pada suatu penghantar atau rangkaian listrik. Apabila multimeter akan digunakan untuk mengukur besar hambatan atau digunakan sebagai ohmmeter, maka sakelar harus
diputar sehingga menunjuk ke arah yang bertanda R. Penghantar yang hendak diukur hambatannya dipasang di antara ujung kabel penghubung alat itu. Jarum akan bergerak ke suatu kedudukan tertentu sehingga besar hambatan dapat dibaca pada skala yang bertandakan OHM..
adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus, beda potensial, dan hambatan pada suatu penghantar atau rangkaian listrik. Apabila multimeter akan digunakan untuk mengukur besar hambatan atau digunakan sebagai ohmmeter, maka sakelar harus
diputar sehingga menunjuk ke arah yang bertanda R. Penghantar yang hendak diukur hambatannya dipasang di antara ujung kabel penghubung alat itu. Jarum akan bergerak ke suatu kedudukan tertentu sehingga besar hambatan dapat dibaca pada skala yang bertandakan OHM..
Hambatan suatu
penghantar juga dapat diukur secara tidak langsung, yaitu dengan cara mengukur
besar arus yang lewat pada penghantar dan mengukur beda potensial ujung-ujung
penghantar itu. Oleh karena itu, kita menggunakan dua alat yang berfungsi
sebagai amperemeter dan satu alat lagi yang berfungsi sebagai voltmeter.Cara
menyusun alat tersebut adalah sebagaimana terdapat pada Gambar 9.2.Pada Gambar
9.2 adalah sebuah rangkaian untuk mengukur besar hambatan dari lampu pijar.
Dengan menggunakan
rangkaian pada Gambar 9.3, maka besar arus listrik yang mengalir melalui lampu
pijar dan beda potensial antara ujung-ujung lampu pijar dapat diketahui
sehingga besarnya hambatan dari lampu tersebut dapat dihitung. Satuan hambatan
dapat diturunkan sesuai persamaan berikut, yaitu:
Hambatan sering
digambarkan seperti pada Gambar 9.3.
Dari hasil Kegiatan 9.4, hubungan antara
hambatan, jenis bahan, panjang, luas penampang dan suhu dari suatu penghantar
dapat dirumuskan secara matematika,
Persamaan 9.5,
menunjukkan bahwa hambatan tergantung pada suhu dari penghantar, semakin besar
suhu, semakin besar nilai hambatannya. Ro adalah hambatan awal atau hambatan
mula-mula, R adalah hambatan akhir dikarenakan faktor suhu, ΔT = T1 – T2 adalah
perubahan suhu dinyatakan dalam derajat Celsius (°C) dengan T1 adalah suhu awal
penghantar dan T2 adalah suhu akhir penghantar, dan adalah koefisien
suhu penghantar dinyatakan dalam satuan per °C .Koefisien suhu (
dibaca “alpha”) untuk beberapa bahan memiliki harga yang berbeda tergantung
dari jenis bahan masing-masing.Hampir semua konduktor (termasuk nikrom)
memiliki nilai koefisien suhu positif. Oleh karena itu hambatan sebuah
konduktor akan bertambah jika suhu bahan tersebut bertambah. Nilai koefisien
suhu dari beberapa bahan konduktor dapat kalian lihat pada Tabel 9.4.
Sifat dari bahan
konduktor adalah tidak adanya medan listrik di dalam konduktor. Pernyataan ini
benar jika konduktor dalam keadaan keseimbangan statis. Tujuan dari pembicaraan
ini adalah ingin menggambarkan apa yang terjadi jika muatan bergerak dalam
konduktor.
Muatan yang bergerak dalam sebuah konduktor, akan menghasilkan arus di bawah pengaruh medan listrik. Medan listrik ini muncul karena adanya pergerakan muatan sehingga situasinya non-elektrostatis. Keadaan ini sedikit berlawanan dengan situasi untuk
keseimbangan elektrostatis di mana muatan dalam keadaan diam sehingga tidak ada medan listrik di dalam.
Muatan yang bergerak dalam sebuah konduktor, akan menghasilkan arus di bawah pengaruh medan listrik. Medan listrik ini muncul karena adanya pergerakan muatan sehingga situasinya non-elektrostatis. Keadaan ini sedikit berlawanan dengan situasi untuk
keseimbangan elektrostatis di mana muatan dalam keadaan diam sehingga tidak ada medan listrik di dalam.
Muatan listrik yang dapat berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain adalah muatan elektron. Elektron-elektron yang mudah
berpindah disebut elektron bebas.Elektron-elektron bebas dalam logam merupakan
gas elektron yang pada suhu sangat tinggi 70.000°C bersifat
sebagai gas sempurna.Elektron-elektron bebas ini bergerak bebas di dalam sebuah bahan konduktor. Sehingga pada saat tertentu elektron-elektron ini akan berbenturan dengan elektron bebas yang lain. Dengan jumlah elektron bebas yang besar maka bahan konduktor mudah mengalirkan muatan listrik.Bahan konduktor yang baik dan sempurna jika mempunyai nilai konduktivitas yang besar
yaitu (mendekati tak terhingga besarnya).Sebaliknya untuk hambatan atau hambatan jenisnya mempunyai nilai mendekati nol atau sangat kecil.
sebagai gas sempurna.Elektron-elektron bebas ini bergerak bebas di dalam sebuah bahan konduktor. Sehingga pada saat tertentu elektron-elektron ini akan berbenturan dengan elektron bebas yang lain. Dengan jumlah elektron bebas yang besar maka bahan konduktor mudah mengalirkan muatan listrik.Bahan konduktor yang baik dan sempurna jika mempunyai nilai konduktivitas yang besar
yaitu (mendekati tak terhingga besarnya).Sebaliknya untuk hambatan atau hambatan jenisnya mempunyai nilai mendekati nol atau sangat kecil.
Bagaimana untuk isolator?Untuk isolator
konduktivitas, hambatan, hambatan jenis, dan sifat elektron adalah berharga
sebaliknya dengan konduktor.Konduktor dan isolator adalah suatu bahan yang
mempunyai sifat kebalikan misalnya III untuk bahan konduktor mempunyai
konduktivitas sangat besar sedang isolator sangat kecil.Konduktor mempunyai
hambatan atau hambatan jenisnya kecil sedang untuk isolator hambatan atau
hambatan jenisnya besar.Bagaimana untuk material atau bahan
semikonduktor?Semikonduktor adalah suatu bahan atau benda yang mempunyai sifat
sebagai konduktor dan isolator. Dengan kata lain bahan semikonduktor mempunyai
kemampuan mengalirkan muatan di bawah sifat konduktor dan di atas sifat
isolator. Untuk mendapatkan sifat konduktor dari bahan semikonduktor biasanya
dilakukan penambahan jenis atom lain dengan konsentrasi tertentu atau disebut
pendopingan. Contoh bahan ini adalah germanium, Ge dan silikon, Si.Bahan
semikonduktor dapat dijumpai dalam penggunaan bahan-bahan elektronika.
Tabel 9.5 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas
untuk bahan isolator dan konduktor mempunyai rentang yang sangat
besar.Misalkan, berapa rentang nilai antara karet dan perak?Contoh soal 9.2
1.Sebuah kawat tembaga memiliki luas penampang 2 mm2. Jika panjang penghantar 2000 dan hambatan jenisnya 0,02 meter. Berapa nilai hambatan kawatnya?
1.Sebuah kawat tembaga memiliki luas penampang 2 mm2. Jika panjang penghantar 2000 dan hambatan jenisnya 0,02 meter. Berapa nilai hambatan kawatnya?
Rangkaian listrik ada
dua macam yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik
tertutup.Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang memiliki ujung-ujung
rangkaian.Contoh rangkaian terbuka dapat kalian lihat pada Gambar 9.5.
Sedangkan rangkaian
listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang tidak memiliki ujung-ujung
rangkaian.Di dalam rangkaian listrik tertutup ini arus listrik dapat mengalir
mengikuti jenis suatu rangkaian.Contoh rangkaian listrik tertutup secara
sederhana dapat dilihat pada Gambar 9.6.
Rangkaian listrik juga dibedakan menjadi dua macam lagi yaitu rangkaian tidak bercabang dan rangkaian bercabang.Rangkaian tidak bercabang disebut rangkaian seri.Sedangkan rangkaian bercabang disebut rangkaian paralel.
Rangkaian listrik juga dibedakan menjadi dua macam lagi yaitu rangkaian tidak bercabang dan rangkaian bercabang.Rangkaian tidak bercabang disebut rangkaian seri.Sedangkan rangkaian bercabang disebut rangkaian paralel.
Misal tiga buah hambatan yang masing-masing
R1, R2, dan R3 dirangkai seri. Susunan seri ketiga hambatan itu kemudian
dihubungkan dengan sumber tegangan, lihat pada Gambar 9.7!
Dari Kegiatan 9.5, kalian telah mengetahui
bahwa pada rangkaian seri besarnya arus listrik yang mengalir di setiap titik
besarnya sama. Apabila kuat arus yang lewat hambatan R1 adalah I1, kuat arus
yang lewat hambatan R2 adalah I2, dan kuat arus yang lewat hambatan R3 adalah
I3. Sedangkan kuat arus yang keluar dari sumber I’, maka berlaku:
Jika beda potensial di
titik A dan B adalah V1, beda potensial di titik B dan C adalah V2 dan beda
potensial di titik C dan D adalah V3, maka berlaku,
Kedua persamaan di
atas menunjukkan suatu persamaan yang berlaku untuk susunan seri.Dengan
mengetahui definisi dari arus listrik adalah muatan yang bergerak per satuan
waktu, sehingga arus listrik sebanding dengan muatan listrik. Oleh karena itu
dapat ditulis,
Dengan memperhatikan persamaan tersebut, selama tidak ada penambahan atau pengurangan muatan dalam suatu rangkaian maka berlaku hukum kekekalan muatan listrik. Bagaimanakah bunyi hukum kekekalan muatan listrik?
Dengan memperhatikan persamaan tersebut, selama tidak ada penambahan atau pengurangan muatan dalam suatu rangkaian maka berlaku hukum kekekalan muatan listrik. Bagaimanakah bunyi hukum kekekalan muatan listrik?
Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai secara paralel. Susunan paralel ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan, lihat Gambar 9.8! Pada rangkaian paralel terdapat dua titik, yaitu A dan titik B. Titik A dan titik B disebut titik percabangan. Kalian telah mengetahui dari hasil Kegiatan 9.5, bahwa jumlah kuat arus listrik yang masuk titik percabangan, titik A, sama besar dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan, titik B. Oleh karena itu,
Dengan I adalah jumlah
kuat arus yang masuk ke percabangan. Berkaitan dengan muatan dan arus listrik,
maka persamaan di atas dapat ditulis bahwa,
Dengan I’adalah jumlah kuat arus yang keluar
dari percabangan, dan Q’ adalah muatan yang keluar dari percabangan.
Dari a – b dapat
disimpulkan bahwa dalam satuan waktu yang sama, jumlah kuat arus atau muatan
yang masuk percabangan sama dengan jumlah kuat arus atau muatan yang keluar
dari percabangan. Pernyataan ini disebut hukum I Kirchhoff.
Selama tidak ada penambahan muatan atau arus dari luar maka besarnya muatan total dan arus total adalah tetap, disebut hukum kekekalan muatan listrik. Satu hal yang penting adalah, bahwa pada rangkaian paralel beda potensial tiap-tiap cabang besarnya sama.
Selama tidak ada penambahan muatan atau arus dari luar maka besarnya muatan total dan arus total adalah tetap, disebut hukum kekekalan muatan listrik. Satu hal yang penting adalah, bahwa pada rangkaian paralel beda potensial tiap-tiap cabang besarnya sama.
Terdapat dua rangkaian
dasar pada suatu hambatan yaitu rangkaian seri dan rangkaian
paralel.
Misal tiga buah hambatan yang masing-masing
R1, R2, dan R3 dirangkai seri, lihat Gambar 9.9!
Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan satu hambatan dan disebut hambatan pengganti.Karena rangkaian hambatan tersebut seri maka hambatan pengganti ini sering disebut hambatan seri, RS.Besar RS merupakan jumlah dari masingmasing hambatan.
Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan satu hambatan dan disebut hambatan pengganti.Karena rangkaian hambatan tersebut seri maka hambatan pengganti ini sering disebut hambatan seri, RS.Besar RS merupakan jumlah dari masingmasing hambatan.
Dari persamaan di atas tampak bahwa hambatan
pengganti untuk susunan seri merupakan jumlah dari masing-masing hambatan.
Sedang besarnya nilai beda potensial antara ujung-ujung hambatan tidak sama,
karena untuk seri yang mempunyai nilai konstan adalah arus dan muatan listrik
yang melalui hambatan. Sehingga jika besar dari masing-masing hambatan berbeda,
maka nilai beda potensialnya dari masing-masing hambatan juga berbed
Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan
satu hambatan yang disebut hambatan pengganti.Karena rangkaian hambatan
tersebut paralel maka hambatan penggantinya disebut hambatan paralel (RP).
Besar hambatan paralel (RP) dapat ditentukan menggunakan persamaan,
Pada rangkaian paralel, beda potensial masingmasing cabang besarnya sama.
Contoh soal 9.4:
Perhatikan gambar di bawah ini.
Pada rangkaian paralel, beda potensial masingmasing cabang besarnya sama.
Contoh soal 9.4:
Perhatikan gambar di bawah ini.
Sumber tegangan adalah
alat yang dapat menimbulkan beda potensial listrik. Sebuah sumber tegangan
memiliki energi yang dapat digunakan untuk mengalirkan arus listrik disebut
GGL, E. Sumbersumber tegangan pada umumnya memiliki hambatan yang disebut
hambatan dalam r. Secara umum, sebuah rangkaian listrik selalu berlaku hukum
Ohm dan hukum I Kirchhoff. Misal, sebuah rangkaian listrik sederhana yang
terdiri atas sebuah hambatan luar, R, sumber tegangan, E, dan hambatan dalam r,
lihat pada Gambar 9.11!
Apabila hambatannya lebih dari satu, maka R
ini merupakan hambatan pengganti dari beberapa hambatan tersebut. Kuat arus
yang mengalir dalam rangkaian adalah sebagai berikut:
Jika dalam suatu
rangkaian terdiri atas beberapa baterai baik tersusun secara seri maupun
paralel, maka Persamaan di atas dapat ditulis kembali, untuk seri,
Dengan Es = nE, rs = nR, dan n adalah banyaknya baterai yang digunakan untuk rangkaian seri, sedang untuk rangkaian paralel:
Karena EP= E dan rp=(r/n) maka persamaan di atas, dapat ditulis kembali,
Dengan Es = nE, rs = nR, dan n adalah banyaknya baterai yang digunakan untuk rangkaian seri, sedang untuk rangkaian paralel:
Karena EP= E dan rp=(r/n) maka persamaan di atas, dapat ditulis kembali,
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar